Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam - S2

Tentang Sejarah dan Kebudayaan Islam S2 - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam (MSKI) adalah program studi strata 2 (S2) ditempuh selama dua tahun, terdiri dari 4 semester dengan 48 SKS (courses & thesis) yang bertujuan untuk membangun keahlian sejarah Islam, dengan basis keilmuan, keIslaman, dan keIndonesiaan, sejalan dengan perkembangan masyarakat Muslim kontemporer.

Program ini berbasis pada studi sejarah, baik lampau maupun kontemporer, dengan mata kuliah yang memadukan reading & research seminars, menggunakan pendekatan ilmu-ilmu bantu sejarah untuk dapat menganalisa dan merekonstruksi narasi sejarah. Mahasiswa akan dibimbing menganalisa budaya lokal, gerakan sosial dan intelektual, termasuk sejarah fenomena praktik keagamaan seperti filantropi (zakat, sedekah, wakaf) dan wisata ziarah religi (haji) yang merupakan sejarah non-konvensional.

Lulusan prodi magister sejarah akan memiliki kemampuan mengembangkan profesi aktual berdasarkan pada kekuatan kesadaran historis untuk berinovasi dalam keilmuan, keislaman, dan keIndonesiaan.

Visi Program Studi

Menjadi Program Studi Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam terkemuka berbasis keilmuan, keislaman dan keindonesiaan

Misi Program Studi

1. Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan di bidang Sejarah dan Kebudayaan Islam yang berbasis keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.
2. Terwujudnya penyelenggaraan penelitian di bidang Sejarah dan Kebudayaan Islam yang kontekstual, unggul dalam kerangka penguatan peradaban.
3. Terwujudnya penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di bidang Sejarah dan Kebudayaan Islam, baik untuk kebutuhan akademik, profesi, maupun pengembangan keilmuan di masyarakat.

Kompetensi Dasar Program Studi

1. Mampu mengembangkan teori dan terapan dalam ilmu sejarah dan kajian keislaman melalui riset yang inovatif dan teruji sesuai dengan bidang keahliannya
2. Mampu memecahkan masalah kesejarahan sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat melalui pendekatan inter maupun multi disipliner
3. Mampu merekonstruksi dan mengkontekstualisasi sejarah dalam perspektif kekinian, keislaman, dan keindonesiaan yang diakui secara nasional maupun internasional