Sumberdaya lahan kering di NTB mencapai sekitar 84% dari total luas lahan pertanian, namun kekayaan alam tersebut belum dikelola dengan optimal karena keterbatasan SDM, teknologi pertanian, infrastruktur penunjang, dan manajemen pembangunan pertanian yang menyeluruh untuk semua jenis lahan. Fakultas Pertanian Universitas Mataram dengan sumberdaya manusia dan fasilitas pendidikan yang dimiliki telah siap untuk berpartisipasi mengatasi faktor-faktor pembatas tersebut untuk menjadikan lahan kering sebagai sumberdaya alternatif yang strategis dalam rangka memenuhi kebutuhan produk pertanian, memperbaiki kesejahteraan petani, dan meningkatkan kemampuan sektor pertanian dalam pembangunan regional maupun nasional. Program Studi Magister Pertanian Lahan Kering dengan konsentrasi Teknik Budidaya dan Agribisnis merupakan program S2 yang siap menerima tamatan S1 Ilmu Pertanian untuk dididik secara intensif sehingga menjadi pengelola sektor pertanian yang profesional, kreatif, dan memiliki kesadaran etis yang tinggi tentang pentingnya memanfaatkan sumberdaya secara produktif, aman, dan berkelanjutan. Lulusan program ini diharapkan dapat berpartisipasi aktif sebagai pemikir, perencana, sekaligus sebagai pencipta inovasi teknologi dalam gerak pembangunan yang semakin dinamis baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Program ini telah dibuka mulai semester gasal 2004/2005 sesuai dengan SK Dirjen Dikti Nomor 3066/D/T/2004. Berdasarkan surat keputusan BAN-PT No. 637/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/M/II/2021 terakreditasi B yang berlaku sampai dengan tanggal 30 Januari 2026 dan berdasarkan keputusan Mentri Kemendikbud No.818/M/2020 tanggal 2 September 2020 tentang Nama Program Studi pada Pertguruan Tinggi maka program studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering berubah menjadi Program Studi Magister Pertanian Lahan Kering dengan Gelar akademik yang diberikan kepada lulusan program S2 ini adalah Magister Pertanian (M.Si).
Menjadi Program Studi Magister berbasis riset berdaya saing internasional dalam pengelolaan sumberdaya lahan kering pada tahun 2025.
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]