Ijin penyelenggaraan Program Pendidikan Magister Ilmu Komunikasi ini melalui SK Mendiknas RI, No 23/D/O/2011. Selanjutnya SK tersebut ditindaklanjuti dengan adanya SK Rektor UB Nomor. 037/SK/2011 tentang Pembukaan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Akan tetapi sejak tahun 2017 berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 448 tahun 2015 menyebutkan bahwa Pasca Sarjana berada di bawah naungan Jurusan, sehingga Program Studi Magister Ilmu Komunikasi berpindah di bawah naungan Jurusan Ilmu Komunikasi setelah sebelumnya di bawah Program Pasca Sarjana Fakultas. Sejalan dengan perkembangannya, tahun 2019 Magister Ilmu Komunikasi meraih akreditasi A berdasarkan pada keputusan BAN PT No. 2100/SK/BANPT/Akred/M/VI/2019 yang berlaku sampai tahun 2024. Memasuki tahun 2019, Magister Ilmu Komunikasi mulai melakukan persiapan untuk menyelenggarakan sertifikasi AUNQA, untuk mengikuti jejak dari Program Studi Sarjana Ilmu Komunikasi. Akan tetapi pada tahun 2020, persiapan tersebut terhenti karena adanya kebijakan untuk mengganti pelaksanaan sertifikasi AUNQA menjadi akreditasi internasional. Sehingga sejak tahun 2020, Program Studi Magister Ilmu Komunikasi telah mempersiapkan pelaksanaan Akreditasi Internasional Kerjasama internasional juga telah dirintis oleh Magister Ilmu Komunikasi melalui dosen-dosen pengajarnya, diantaranya adalah dengan University of Newcastle, Massey University New Zealand, Emerson Colleage USA, University of Ramon Llul Barcelona serta University Commsat Pakistan. Kerjasama tersebut mencakup double degree program, pertukaran mahasiswa (inbound dan outbound), serta visiting professor (inbound dan outbound). Pada tahun 2019, Magister Ilmu Komunikasi menjadi co-host 3rd Internasional Conference on Media Studies di Thailand Bersama Bansomdejchaopraya Rajabhat University (BSRU) Thailand dan Universiti Utara Malaysia (UUM). Jurusan Ilmu Komunikasi juga tergabung dalam beberapa asosiasi keilmuan komunikasi internasional seperti International Communication Association (ICA) dan Asian Media Information and Communication Centre (AMIC). Sejak 2018, setiap tahun Magister Ilmu Komunikasi mengadakan program 3 in 1, yakni program yang menghadirkan 3 pengajar dalam 1 mata kuliah: 1 dosen asing dari luar negeri, 1 praktisi, dan 1 dosen internal program studi. Selain kerjasama Internasional dengan beberapa Universitas ternama, Magister Ilmu Komunikasi juga sebagai salah satu dari 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) penggagas konsorsium PTN Ilmu Komunikasi. Konsorsium sendiri merupakan wadah networking, diskusi dan kerjasama untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi. Keaktifan Magister Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya dalam konsorsium 10 PTN tersebut ditandai dengan berperan aktif dalam proses merumuskan AD/ART melalui beberapa kali pertemuan. Output dari konsorsium ini adalah memperkuat networking, menjalin kerjasama Tri Dharma, serta menyukseskan MBKM antar 10 PTN tersebut. Pelaksanaan konsorsium sendiri dilakukan empat kali dalam setahun. Adapun anggota dari konsorsium tersebut adalah Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, dan Universitas Sumatera Utara. Selain itu Magister Ilmu Komunikasi, sebagai bagian dari Jurusan Ilmu Komunikasi, juga tergabung dalam Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom), dan beberapa dosen juga tergabung dalam Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), asosiasi ilmu komunikasi pertama di Indonesia. Program Studi Magister Ilmu Komunikasi juga masuk pada daftar kebijakan beasiswa LPDP yang dikeluarakan tahun 2019. Magister Ilmu Komunikasi juga menjadi tempat program fast-track Universitas. Mahasiswa Program Sarjana yang masuk pada semester 7 bisa langsung melakukan perkuliahan Magister. Sehingga dalam 5 tahun dapat meraih Program Studi Sarjana dan Magister Ilmu Komunikasi sekaligus. Magister Ilmu Komunikasi telah berganti kurikulum sebanyak dua kali, yakni pada 2015 dan 2019. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan perkembangan keilmuan serta peluang dan tantangan di dunia kerja Sebagai bagian dari Jurusan Ilmu Komunikasi, Magister Ilmu Komunikasi juga turut berkontribusi dalam berbagai penghargaan yang didapat oleh jurusan. Beberapa diantaranya adalah peringkat ketiga jurusan ilmu komunikasi terbaik di Indonesia versi QS University Ranking pada 2013 dan peringkat 2 jurusan ilmu komunikasi terbaik di Indonesia versi Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) pada 2020. Di tahun yang sama, 2020, Magister Ilmu Komunikasi meraih dua penghargaan sekaligus dalam Giraffe Award, yakni prodi dengan sitasi terbanyak dan dosen dengan sitasi terbanyak di Universitas Brawijaya. Magister Ilmu Komunikasi sendiri telah menghasilkan lulusan yang sangat berkompeten di bidang pekerjaannya. Adapun bidang pekerjaan lulusan Magister Ilmu Komunikasi meliputi: dosen di berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, Guru, Konsultan, Jurnalis, sampai pada Wirausahawan. Bahkan tidak sedikit pula yang telah menduduki jabatan tinggi di bidang pekerjaannya seperti sebagai Kasubbag (Kepala Sub Bagian), Pimpinan atau ketua pusat informasi sebuah perusahaan, Kepala Humas, Manager Promosi dan Kerjasama serta Owner perusahaan
Menjadi pusat pendidikan magister, penelitian dan pengembangan IPTEK dalam bidang komunikasi yang unggul dan berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
1. Menyelenggarakan Pendidikan untuk mengembangkan kemampuan akademik di bidang Ilmu Komunikasi.
2. Menyelenggarakan penelitian komunikasi secara lintas disiplin ilmu.
3. Mengembangkan Ilmu Komunikasi, untuk menunjang pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
1. Mempunyai kemampuan mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan, teknologi di bidang ilmu komunikasi dengan cara menguasai dan memahami pendekatan metode kaidah ilmiah disertai ketrampilan penerapannya.
2. Mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan di bidang ilmu komunikasi melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah.
3. Mempunyai kemampuan mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan, keserbacakupan tinjauan dan kepaduan pemecahan masalah
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]