Sejarah berdirinya Program Studi Teknologi Hasil Ternak (PS THT) tidak terlepas dengan awal berdirinya Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (DIPTP) sebagai unit pengelolanya. Departemen IPTP sebelumnya merupakan Jurusan Ilmu Produksi Ternak (IPT) yang lahir bersamaan dengan berdirinya Fakultas Perternakan Institut Pertanian Bogor pada tanggal 1 September 1963. Pendirian Jurusan IPT disahkan dengan Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan llmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia (berdasarkan Surat Keputusan No. 279/1965). Pada tahun 1975 Fakultas Peternakan IPB mulai membuka program pascasarjana dengan nama Program Studi Ilmu Ternak (PTK) yang menyelenggarakan pendidikan Program Magister dan Program Doktor. Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1986 Jurusan IPT membuka program studi diploma 2 tahun (D2) Teknisi Peternakan dengan tiga bidang studi, yaitu: Teknisi Usaha Ternak Daging (TUTD), Teknisi Usaha Ternak Perah (TUTP) dan Teknisi Usaha Ternak Unggas (TUTU), yang menjadi program diploma 3 tahun (D3) pada tahun 1990. Berkembangnya industri peternakan dan industri pengolahan hasil ternak mendorong Jurusan IPT pada tahun 1994 untuk membuka PS THT. Berdirinya PS THT disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rl No: 0311/U/1994. Program Studi THT merupakan pengembangan Program Studi Teknologi Produksi Ternak yang lebih menekankan pada proses penanganan dan pengolahan hasil peternakan dalam skala usaha masyarakat maupun industri, baik berupa pangan maupun nonpangan hasil ternak. Sejak saat itu Program Studi Sarjana yang dikelola oleh Jurusan IPT adalah PS Sarjana Teknologi Produksi Ternak (PS-TPT) dan PS Sarjana Teknologi Hasil Ternak (PS-THT).
Nama Jurusan IPT pada tahun 2003 berubah menjadi Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) berdasarkan SK Rektor No 120/K13/OT/2003. Seiring dengan dinamika perkembangan IPB yang mengalami perubahan status menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) pada tahun 2005, IPB melakukan efisiensi diantaranya dengan melakukan penataan departemen yang ditetapkan melalui SK Rektor IPB No. 001/K13/PP/2005 dan pemberlakuan kurikulum mayor minor. Setelah melalui evaluasi, saat itu ditetapkan bahwa PS THT harus melebur dengan PS TPT dalam kurikulum mayor minor. Kurikulum mayor minor ini memberikan kompetensi kepada mahasiswa yang mencakup: budidaya ternak, penanganan produk utama, hasil ikutan, limbah, pengolahan dan aspek sosial ekonominya. Implementasi kurikulum Mayor Minor sudah dimulai pada tahun 2006 untuk program sarjana, maka dengan demikian PS THT sejak saat 2006 ditutup.
Sejalan dengan tuntutan industri dan peluang kompetensi teknologi hasil ternak yang semakin dibutuhkan oleh industri dan stakeholders lainnya dalam perkembangan daerah dan nasional, bahkan perkembangan ilmu dan teknologi hasil peternakan di tingkat internasional, maka IPB kembali membuka PS Teknologi Hasil Ternak sejak tahun 2016 dengan SK Rektor No. 106/IT3/PP/2016 tanggal 9 Mei 2016. Penerbitan dokumen pendirian PS THT tersebut melalui telaah mulai dari tingkat divisi, departemen, fakultas, senat fakultas, Direktorat pengembangan akademik IPB, kajian strategis oleh wakil rektor IPB, serta telaah akademis oleh senat Akademik. Pembukaan PS THT tersebut dapat dilakukan dengan berdasarkan SK Rektor karena status IPB yang merupakan salah satu perguruan tinggi berbadan hukum yang berhak untuk membuka dan menutup program studi. Selanjutnya IPB mengajukan pendaftaran dan akreditasi minimal ke BAN PT. Pada tahun 2017 PS THT memperoleh akreditasi minimal yang ditetapkan dalam SK No 2429/SK/BAN-PT/Akred-Min/S/VIII/2017.
Dalam perjalanan dan perkembangannya dari sejak awal berdiri hingga saat ini DIPTP selalu berlandaskan kepada visi dan misi yang diemban dengan selalu berupaya adaptif terhadap tuntutan dan perkembangan ilmu dan teknologi, serta perubahan-perubahan yang terjadi. Departemen IPTP senantiasa mengembangkan inovasi dan teknologi terbaru melalui kerjasama dengan semua unit, yaitu: divisi dalam lingkungan DIPTP serta bekerjasama dengan departemen dan pusat penelitian yang ada di IPB maupun stakeholders yang ada sehingga mampu berperan dalam upaya membangun peternakan yang berkelanjutan bagi kesejahteraan bangsa dan negara
Menjadi program studi unggulan yang menghasilkan sarjana yang kompeten dalam bidang teknologi hasil ternak
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]