Disiplin keilmuan Teknik Perminyakan mulai berkembang sejak pertengahan abad 19, sejak meningkatnya kebutuhan manusia terhadap produk minyak bumi dan gas. Sumber minyak bumi dan gas pada mulanya bersandar pada rembesan minyak di permukaan (pada tahun 1410), kemudian berkembang sangat pesat sejak digunakan metode pemboran dengan tujuan memperbesar lubang rembesan minyak. Pemboran minyak bumi pertama kali dilakukan di Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1859, oleh "Colonel" Edwin Drake, dengan tujuan khusus menemukan minyak. Kebutuhan akan minyak yang makin meningkat, yang semula hanya digunakan sebagai obat (penduduk asli Amerika), kemudian dibutuhkan untuk penerangan, dan seterusnya sampai mencapai kebutuhan yang kompleks seperti saat ini. Peningkatan kebutuhan tersebut mendorong manusia untuk mencari dan menemukan sumber minyak bumi dan gas dalam jumlah besar. Sejak itu, metode membuat lubang bor berkembang lebih lanjut yang melibatkan metode dari berbagai ilmu pengetahuan yang lain. Metode tersebut berkembang makin tajam khusus untuk bidang teknik perminyakan, yang kemudian membentuk disiplin Teknik Perminyakan. Perkembangan disiplin teknik perminyakan terus berlangsung sampai saat ini yang semakin luas dan mendalam sesuai dengan kebutuhan eksploitasi minyak dan gas bumi pada saat ini. Perkembangan tersebut ditunjang oleh berbagai cabang basic science dan engineering, dengan makin luasnya perkembangan disiplin teknik perminyakan tersebut. Sesuai dengan komponen kegiatan eksploitasi lapangan minyak dan gas, ruang lingkup prodi teknik perminyakan pada mulanya merupakan metode umum dari basic science dan/atau engineering, yang diaplikasikan di bidang Teknik Perminyakan. Untuk kebutuhan pengembangan keahlian di bidang teknik perminyakan, disusun kerangka science, engineering, dan ekonomi yang saling mendukung dalam membangun keahlian tersebut program sarjana
Pada tahun 2022 Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya menjadi program studi kompetitif di tingkat Nasional di bidang Migas dan Energi, yang berwawasan kebangsaan serta berbasis sekuriti.
Production Engineer
Mampu merancang suatu proses produksi dan produk minyak dan gas dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar teknik Perminyakan.
Reservoir Engineer
Penguasaan skill dan pengetahuan tentang reservoir, mengembangkan keilmuan reservoir untuk meningkatkan cadangan minyak.
Drilling Engineer
Mampu merancang suatu peralatan pemboran dan mengembangkan teknologi pemboran dalam rangka usaha mendapatkan cadangan minyak dan gas dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar teknik Pemboran.
Formation Evaluation Engineer
Mampu menerapkan ilmu ilmu geosains dan penilaian formasi dalam rangka pengembangan cadangan cadangan minyak dan gas yang baru.
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]