Cikal bakal Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Bandung adalah Jurusan Ilmu Pasti Alam Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang lahir pada tahun 1954. Sehubungan dengan penggantian status PTPG menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Padjadjaran (UNPAD), selama enam tahun sejak tahun 1957, jurusan ini menjadi bagian dari UNPAD. Pada tahun 1963 FKIP UNPAD berubah status menjadi IKIP Bandung sesuai dengan keputusan Presiden No. 1 Tahun 1963. Sejak itu jurusan pendidikan kimia (pada waktu itu bernama Jurusan Ilmu Kimia) menjadi salah satu jurusan di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Eksakta (FKIE) IKIP Bandung.
Pada tahun 1983 Depdikbud mengadakan reorganisasi perguruan tinggi negeri, sejak itu nama FKIE berubah menjadi FPMIPA serta nama Jurusan Pendidikan Kimia mulai dipakai. Nama Program Studi Pendidikan Kimia di dalam Jurusan Pendidikan Kimia mulai digunakan didasarkan atas Surat Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No. 4114/UN40/PI/2016 tanggal 9 Mei 1996. Hasil evaluasi dan verifikasi Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi Depdikbud pada tahun 1998 (Nomor 001/BAN-PT/Ak-1/VIII/1998) menyatakan bahwa Jurusan Pendidikan Kimia terakreditasi A.
Sejalan dengan perluasan mandat (wider mandate) yang ditawarkan Ditjen Dikti, pada tahun akademik 1998 Jurusan Pendidikan Kimia membuka Program Studi Kimia dengan Surat Keputusan Dirjen DIKTI Nomor 910/D/T/98 tanggal 15 April 1998. Dengan demikian, Jurusan Pendidikan Kimia memiliki dua program studi yaitu Program Studi Pendidikan Kimia dan Program Studi Kimia yang dikembangkan dengan prinsip cross fertilization yakni saling memperkuat satu dengan yang lainnya.
Keunggulan program studi Pendidikan Kimia dari sisi sumber daya manusia ditunjukkan dengan beberapa parameter, yaitu kualifikasi dosen, sarana dan prasana (ruang kuliah dan laboratorium) yang memadai untuk melaksanakan kegiatan akademik dan penelitian. Hal ini dibuktikan dengan perolehan Nilai Akreditasi A berdasarkan SK BAN PT Nomor 12848/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/XII/2021 yang berlaku mulai tanggal 2 Desember 2021 sampai dengan tanggal 2 Desember 2026.
Sejalan dengan peningkatan kualifikasi dosen, saat ini terdapat enam bidang kajian penelitian yang berkembang di Program Studi Pendidikan Kimia, yaitu: Chemistry Literacy For ESD And Teacher Professional Development, HOTS and Assessment in Chemistry Education: Theory & Laboratory Activity, RADEC-Curriculum-PBL, Intertextuality In Chemistry Learning, Chemistry In Context (Chemicon), dan Media.
Menjadi program studi pelopor dan unggul dalam pengembangan ilmu dan sumber daya manusia di bidang pendidikan kimia
Calon guru kimia:
Calon pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penilai, dan pengembang pembelajaran kimia sekolah yang memiliki keterampilan menerapkan pengetahuan pedagogi dan materi kimia sekolah, kreatif dan inovatif dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian pembelajaran dan kerja laboratorium, mampu menggunakan teknologi informasi untuk mengikuti perkembangan kimia dan pembelajarannya yang dilandasi sikap bertanggungjawab atas pekerjaan sebagai profesi guru, mandiri, dan memiliki daya juang untuk memajukan profesi guru kimia.
Calon asisten peneliti pendidikan kimia:
Peneliti yang intensif melakukan refleksi atas pekerjaan profesinya dalam upaya melakukan inovasi pembelajaran serta dapat mempublikasikan gagasannya yang berkontribusi pada penguatan dan peningkatan mutu pembelajaran dan pendidikan.
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]