Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan dasar menempati posisi strategis. Pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI) pendidikan karakter dasar diperkuat dan bentuk fondasinya. Demikian juga dengan pembentukan pemahaman ilmu pengetahuan dasar melalui kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah sering disebut the golden age (usia emas).
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 maka sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan tingkat pendidikan dasar yang setara dengan Sekolah Dasar. Mengingat pentingnya jenjang pendidikan dasar dalam penanaman dan pembentukan fondasi keilmuan dan karakter unggul, perlu dikelola dan diampu oleh para pendidik yang benar-benar kompeten dalam empat bidang sebaimana amanah UU Sisdiknas tersebut. Selain itu, lulusan MI menjadi pondasi utama untuk jenjang pendidikan berikutnya. Konsekuensinya, jika out put MI bagus maka akan menjadi row input yang bagus pula bagi jenjang pendidikan selanjutnya. Sebaliknya, jika out put MI kurang bagus maka akan menjadi row input yang bermasalah pula bagi jenjang pendidikan selanjutnya. Dalam kerangka ini, perguruan tinggi sebagai pusat keunggulan diharapkan mampu menggali dan menumbuh kembangkan, berbagai strategi kearah peningkatan kualitas yang dimaksud.
Kondisi yang ada saat ini, menunjukkan bahwa masih banyak guru MI yang belum S1 dan kalaupun S1 tapi bukan dari lulusan PGMI. Seiring dengan tuntutan kualitas pendidikan maka diperlukan sarjana yang ahli dibindangnya. Ini menunjukkan bahwa keberadaan guru PGMI yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang profesional sangat penting. Dalam PP Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 29 ditegaskan bahwa pendidikan guru minimal harus S-1.
Sebagai sumbangsih terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia maka STAI Luqman Al-Hakim Surabaya merasa berkewajiban untuk ikut andil dalam penyiapan guru yang nantinya akan menyiapkan out put yang berkualitas bagi jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karenanya STAI Luqman al-Hakim Surabaya berkeinginan kuat untuk membuka prodi PGMI.
Mewujudkan Program Studi Yang Unggul dalam mencetak Tenaga Pendidik Madrasah Ibtidaiyah yang berkompeten, Kader, Leader dan Profesional
1.Mengelola pendidikan tinggi yang mampu melahirkan sarjana tenaga pendidik tingkat madrasah ibtidaiyah yang memiliki integritas dan kompeten baik secara individual, sosial, moral-spiritual dan profesional.
2.Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang bermutu.
3.Memberikan layanan yang prima (efektif, transparan dan akuntabel) kepada masyarakat.
4.Melakukan penelitian dan kajian tentang masalah pendidikan dasar dengan fokus pada pendidikan tingkat Madrasah Ibtidaiyah.
5.Melaksanakan pengabdian masyarakat dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam bidang madrasah ibtidaiyah/pendidikan dasar.
Berdasarkan SK Menteri Agama No. 394 tahun 2003 bab 1, pasal 1 butir 16 mengatur jumlah beban studi S-1 yaitu minimal 144 SKS dan Maksimal 160 SKS dengan masa studi delapan semester, maka kurikulum Program Studi S-1 PGMI disusun meliputi Kurikulum berdasrkan: KD (Kompetensi Dasar), KUT (Kompetensi Utama Tarbiyah), KTT (Kompetensi Tambahan Tarbiyah). Jumlah pertemuan dalam satu semester sebanyak 14 minggu dengan komposisi 12 minggu tatap muka, satu minggu ujian tengah semester dan satu minggu ujian akhir semester. Untuk materi teori berlaku 1 SKS sama dengan satu jam efektif dan untuk materi praktik berlaku 1 SKS sama dengan 2 jam efektif dimana 1 SKS sama dengan 50 menit.
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]