Proses pendidikan dokter diawali dengan tahap akademik yaitu proses pendidikan mahasiswa untuk menjadi sarjana kedokteran dengan tujuan umum untuk mewujudkan sarjana kedokteran yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berkualitas. Hal ini ditandai dengan lulusan yang memiliki pengetahuan dasar ilmiah, keterampilan klinik, dan profesionalisme yang baik dalam konteks permasalahan kesehatan; menjunjung tinggi nilai moral, etika kedokteran dan humanisme, serta mampu untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran sepanjang hayat, dengan menyelenggarakan pendidikan sarjana kedokteran dan memiliki tata kelola yang baik dan bertanggungjawab.
Strategi pembelajaran dilakukan dengan mengunakan Student Centered, Problem Based, Integrated, Community Oriented, Elective Clinical Exposure, Systematic/Structured (SPICES) dengan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL), berupa kuliah/tatap muka, tutorial, praktikum, keterampilan klinis dasar (Clinical Skill Lab/CSL), telaah kritis jurnal, dan belajar mandiri. Seluruh strategi metode kegiatan ini dicapai melalui teknis blended learning yaitu dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring) dalam proporsi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung
Menghasilkan Dokter yang Kompetitif dan Unggul dalam Geriatri Komunitas Berdasarkan Nilai-Nilai Islam Tahun 2030
Kompetensi lulusan
Kurikulum inti Pendidikan Kedokteran yang difokuskan pada tujuh area kompetensikompetensi utama, yaitu :
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]