Program Studi Pendidikan Agama Kristen - S1

Tentang Pendidikan Agama Kristen S1 - Sekolah Tinggi Alkitab Batu Malang

Sekolah Tinggi Alkitab Batu (STA Batu) telah berlangsung sejak tahun 1996 yang sebelumnya dengan nama Sekolah Alkitab Batu berdiri pada tahun 1956. Tetapi secara intensif menyelenggarakan program pendidikan teologi sesuai dengan undang-undang Sisdiknas sejak tahun 2007 dan sekaligus memohon Ijin Penyelenggaraan kepada Direktorat Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama RI. Penyelenggaraan pendidikan STA Batu secara teknis di bawah pengawasan Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia (MP GPdI).

Berkat desakan kuat dari tiga orang pimpinan GPdI saat itu yaitu Pdt. A.H Mandey selaku Ketua Umum GPdI dan pendiri STA Batu, Pdt. J. S. Minandar selaku Ketua Departemen Pengajaran dan Pendidikan dan Pdt. H. Runtukahu selaku pengurus harian MP GPdI dan Ketua Majelis Daerah Jawa Timur (MD Jatim) terbeban melihat terbangunnya sebuah institusi pendidikan perguruan Tinggi Teologi yang representatif di kalangan GPdI yang berlokasi di kota wisata Batu.

Ketua Umum MP GPdI Pdt A. H. Mandey yang bertindak selaku pendiri sepakat pada tahun 2007 melakukan penyegaran kepengurusan. Maka melalui Surat Keputusan MP GPdI bernomor 017/MP/XI-2007 ditandatangani oleh Ketua Umum MP GPdI, Pdt. A. H. Mandey dan Sekretaris Umum, Pdt. Dr. W. D. Saerang, B.Sc., S.Th., memutuskan membentuk kepengurusan baru dengan menunjuk Pdt. Dr. B. Y. Tambuwun, M.Th sebagai Ketua STA Batu. Disertakan pula surat MP GPdI ditujukan kepada Direktur Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI tertanggal 02 Desember 2007 dengan nomor 1.122/MP/GPdI/XII-07 Pemberitahuan dan permohonan Ijin Penyelenggaraan bagi Sekolah Tinggi Alkitab Batu (STA Batu).

Pada tahun 2010 STA Batu mendapat Ijin Penyelanggaraan yang di visitasi langsung oleh Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI dengan nomor DJ.III/Kep/HK.00.5/480/2010 dan pada akhir 2011 STA Batu kembali mengajukan Perpanjangan Ijin Penyelengaraan dengan nomor DJ.III/Kep/HK.00.5/900/2011. Program Studi Pendidikan Agama Kristen terakreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tahun 2015 dengan nomor 118/SK/BAN-PT/Akred/S/III/2015. Sekolah Tinggi Alkitab Batu telah melakukan banyak perbaikan di berbagai aspek untuk peningkatan mutu pendidikan dan lulusannya. pada awal tahun 2015 melalui SK MP GPdI menunjuk Pdt. Dr. Noch Mandey, M.Th. sebagai Ketua STA Batu menggantikan Ketua sebelumnya. Pada 31 Maret 2020 berhasil direakreditasi oleh BAN-PT dengan nomor 2014/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/III/2020

Visi Program Studi

Menjadi Program Studi Pendidikan Agama Kristen yang berkualitas dan Alkitabiah, dengan menerapkan strategi pembelajaran tepat gunadan sistematis, untuk menghasilkan pendidik andal dan misioner.

Misi Program Studi

1. Menyelenggarakan pendidikan S-1 dalam program studi Pendidikan Agama Kristen untuk menghasilkan tenaga pendidik yang profesional.
2. Membangun dan memperlengkapi mahasiswa agar memiliki kemampuan untuk menjadi peneliti yang handal dan berkompeten dalam penerapan strategi pembelajaran di dunia pendidikan.
3. Memberi kontribusi yang baik dalam pengabdian dalam masyarakat, melalui aktualisasi diri sebagai tenaga pendidik di lembaga-lembaga pendidikan.

Kompetensi Dasar Program Studi

Program Studi Pendidikan Agama Kristen menghasilkan Sarjana Pendidikan Agama Kristen pada aras Strata-1 dengan kompetensi sebagai sarjana yang memiliki :

1. Wawasan teologis, yakni sarjana Pendidikan Agama Kristen yang memiliki kompetensi wawasan teologis yang kontekstual, ekumenis, dan alkitabiah yang relevan dengan berbagai bidang pelayanan Kristen.
2. Dedikasi dan berkomitmen, yakni sarjana Pendidikan Agama Kristen yang memiliki dedikasi dan komitmen pelayanan yang tinggi dalam ilmu yang dikuasai.
3. Kompetensi pelayanan, yakni sarjana Pendidikan Agama Kristen yang memiliki ketrampilan melayani dalam berbagi bidang pelayanan yang dibutuhkan oleh gereja dan masyarakat.
4. Spiritualitas, yakni sarjana Pendidikan Agama Kristen mempunyai spiritualitas yang menunjang pelayanan dalam gereja dan masyarakat, termasuk dalam memperjuangkan terbentuknya masyarakat inklusif.

Keempat profil utama tersebut dilengkapi dengan profil pendukung sebagai sarjana yang mempunyai karakter : profesional, pemimpin-manajer, inovator, komunikator, serta reflektif-profetis dan kritis-realistis.