Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam lahir seiring dengan lahirnya Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aziziyah pada tahun 2013. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah didirikan oleh Abu Hasanoel Basry di Dayah Ma?hadal Ulum Diniyah Islamiyah(MUDI) Mesjid Raya (Mesra) Samalanga, binaan yayasan Al- Aziziyah telah melahirkan pro dan kontra beberapa komponen komunitas dayah. Selain mereka yang setuju atas kehadiran tersebut, ada juga sebagian lain yang yang kontra. Mereka yang kontra berpandangan Sekolah Tinggi di dayah akan menggangu rutinitas dan tradisi yang berlaku di dayah selama ini. Selain juga, dikhawatirkan jika para santri akan terkena virus Orientalisme.
Dengan mengutip pandangan yang disampaikan oleh Abu Syeh Hasanoel Basyri atau yang lebih akrab di panggil dengan Abu MUDI (pimpinan Dayah/Pesantren MUDI), Abu Mudi dalam berbagai kesempatan menyampaikan, bahwa kebutuhan dunia dakwah di era globalisasi yang semakin komplek. Kebutuhan ini mengharuskan agar alumni-alumni dayah terjun dalam berbagai dimensi kehidupan. Oleh sebab itu, alumni dayah perlu dibekali dengan berbagai disiplin ilmu, khususnya yang berhubungan ilmu komunikasi dan sosial. Jadi, pendidikan Perguruan Tinggi (PT) adalah salah satu alternatif untuk memperkuat pemahaman para santri terhadap beberapa disiplin ilmu tersebut yang tidak diajarkan dalam kurikulum dayah secara khusus. Di samping itu, untuk memasuki dunia dakwah yang bersifat legal formal, seperti di lembaga pemerintah, maka diperlukan ijazah formal yang itu hanya boleh dikeluarkan oleh lembaga Perguruan Tinggi resmi. Dan ini juga penting karena mengingat banyak kebijakan penting yang boleh diaplikasi secara langsung oleh mereka yang memiliki jabatan dalam struktur birokrasi pemerintah. Realitas ini mengharuskan agar kader-kader dari ulama untuk masuk dalam sistem birokrasi tersebut.
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah Samalanga resmi berubah status sebagai Institut Agama Islam Al-Aziziyah, setelah disahkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI melalui SK Nomor 3776 Tahun 2014. Serah terima SK persetujuan alih status berlansung di Ruang Sidang Kementerian Agama RI di Jakarta pada Senin, 7 Juli 2014 yang dihadiri oleh Rektor Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga. Dr. Tgk. Muntasir, MA. Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga merupakan perguruan tinggi swasta kedua di Aceh setelah Institut Agama Islam (IAI) Al Muslim Bireuen yang mampu meraih status Institut setelah sebelumnya sejak diresmikannya pada 2003 perguruan tinggi ini bernama Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah Samalanga. IAI Al Aziziyah mendapatkan status baru tersebut setelah melewati tahapan pengajuan proposal alih status ke Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama RI pada tahun 2013 dilanjutkan tahapan verifikasi kelayakan alih status, visitasi kelayakan melaksanaan pendidikan Institut serta rekomendasi dari berbagai stakeholder di Aceh dan Nasional. Bersamaan dengan persetujuan Alih Status IAI Al-Aziziyah Samalanga, juga perubahan status 4 Perguruan tinggi lain di Jawa Timur dan Sumatera Barat dan Selatan.
Di bawah kepemimpin Dr. Tgk Muntasir A.Kadir, S.Ag, MA, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah yang berlokasi di Samalanga, Bireuen perlahan terus berkembang pesat. Ragam terobosan telah dilakukan dan saban tahun mahasiswanya terus membludak. Bahkan, hingga kini telah membuka 3 Fakultas dengan 7 Program studi. Kampus IAI Al-Aziziyah bisa disebut memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri, ini karena ciri khas kedayahan kampus ini sangat terasa. Ditambah lagi, mayoritas dari mahasiswa IAI Al-Aziziyah adalah para santri yang sudah menyelesaikan pendidikan Tingkat Aliyah di Dayah MUDI Mesjid Raya dan Dayah lainnya di Aceh. Latar belakang pendidikan mereka tersebut menjadikan mereka mengusai Bahasa Arab dan materi ilmu pengetahuan agama seperti fikih, usul fikih, tauhid dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Keadaan ini sangat mendukung proses belajar lanjutan di lokal perkuliahan. Bahkan untuk tahun akademik 2014/2015, IAI Al-Aziziyah secara khusus membuka kelas lanjutan Alumni Ma?had Ali Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk Prodi Syariah Ahwal Al Syakhsyiyyah yang hanya menyisakan beberapa matakuliah untuk akhirnya alumni kelas tersebut akan mendapatkan ijazah Sarjana.
Ide awal mendirikan IAI Al-Aziziyah ini adalah perkembangan dan kemajuan zaman yang sedemikian pesat tanpa dapat dihambat telah menimbulkan tantangan berat bagi umat Islam se-dunia termasuk Aceh yang bergelar Serambi Mekkah. Jika tidak pandai menyikapi, maka umat Islam akan tergilas dan menjadi korban kemajuan. Padahal dalam kesehariannya umat Islam harus tetap mampu selaras dengan syari?ah yang diturunkan Allah sebagai titian jalan kehidupannya, begitu juga alih status dari STAI Al- Aziziyah ke IAI Al-Aziziyah juga menjadi kebutuhan untuk membuka ruang penyelenggaraan pendidikan secara luas dan mampu bersaing dengan kampus lain di Naggroe Aceh dan Nasional.
Di Aceh khususnya, secara realitas ummat Islam harus berhadapan dengan westernisasi dan sekularisasi yang sedikit demi sedikit menghancurkan ke-khasan ciri Islam yang sebenarnya. Forum-forum kajian keagamaan menjadi kurang diminati, generasi muda lebih suka kepada kegiatan-kegiatan atau kajian-kajian yang jauh dari nilai-nilai Islami. Sebuah fenomena yang memprihatinkan masyarakat Islam dan harus dijawab dengan kegiatan dan pendidikan Islam yang mampu memberikan pengetahuan yang berbasis moral dan Agama.
Bertolak dari pemikiran ini, Yayasan Pendidikan Islam Al-Aziziyah ikut mengambil bagian untuk merevitalisasi semangat Islam dan membentuk kader-kader yang kuat beragama (aqidah dan ibadahnya), memiliki pemahaman dan wawasan keislaman dan keilmuan yang tinggi, menguasai teknologi dan bahasa asing (Arab dan Inggris) serta siap berdakwah di segala tingkatan masyarakat kosmopolit sekarang ini. Upaya yang dilakukan ke arah tersebut adalah dengan mendirikan IAI Al-Aziziyah. Selaras dengan realitas tersebut perwujudan IAI Al-Aziziyah diarahkan kepada Visinya, menjadi Institut Agama Islam yang mampu melahirkan intelektual muslim yang berbasis kepada ketinggian moral dan pemahaman dan pengamalan agama.
Demikian halnya lahirnya Prodi komunikasi dan Penyiran Islam (KPI) yang secara umum bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai manifestasi dari tri-dharma perguruan tinggi. Dengan kehadiran Prodi KPI IAI Al-Aziziyah ini diharapkan mampu mempersiapkan generasi pesantren dan juga masyarakat lainnya supaya siap menghadapi tantangan global.
Adapun secara khusus tujuan dari penyelenggaraan Prodi komunikasi dan Penyiran Islam (KPI) IAI Al-Aziziyah adalah, menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pengajaran dalam rangka menghasilkan Sarjana Agama yang memiliki pengetahuan dan kepekaan dalam memahami realitas keagamaan dan mampu berdakwah dalam masyarakat yang semakin mengglobal terkhusus dalam bidang komunikasi dan penyiran islam. Menghasil Sarjana Sosial yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memahami gejala-gejala sosial keagamaan dalam masyarakat melalui kegiatan penelitian lapangan (fieldwork). Menyelenggarakan kegiatan akademik dalam rangka mendalamu dan mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori hukum Islam serta menyampaikannya (dakwah) kepada umat.
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dipercaya oleh masyarakat karena memiliki keunggulan-keuunggulan komparatif dibandingkan dengan Program Studi lainnya. Keunggulan-keunggulan tersebut tampak pada aspek institusi, proses, sumber daya insani dan networking (jaringan). Saat ini Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam berstatus akreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan No. 2013/ SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/III/2020 berlaku sampai 15 Maret 2025 yang setara Akreditasi nya dengan perguruan tinggi di Aceh.
Visi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh merupakan turunan dari Visi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh, sedangkan visi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh turunan langsung dari visi Institut Agama Islam (IAI) Al- Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh. Maka visi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam (IAI) Al- Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh adalah:
Menjadi Program Studi Yang Unggul dan Kompetitif secara Nasional dalam Melahirkan Praktisi dan Intelektual Yang Bertaqwa dalam Kajian Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun 2026
Beranjak dari Visi tersebut, maka yang menjadi misi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh adalah:
Profil utama lulusan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam praktisi komunikasi dan penyiaran Islam, peneliti dan pengembang, dan advokasi kebijakan media yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir dibidangnya serta mampu melaksanakan tugas komunikasi dan penyiaran Islam berlandaskan ajaran dan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]