Program Studi Arsitektur - S1
Lihat Data Dosen
ADVERTISEMENT
Nama Program Studi
Arsitektur - S1
Perguruan Tinggi
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 
Akreditasi Program Studi
Baik
Riwayat Akreditasi
Program Studi
Program Studi
- Tanggal SK: 2 April 2024
Kadaluarsa: 2 April 2029
Akreditasi: Baik
Status: Aktif - Tanggal SK: 20 Juni 2023
Kadaluarsa: 27 Juni 2024
Akreditasi: B
Status: Tidak Aktif - Tanggal SK: 26 Juni 2018
Kadaluarsa: 26 Juni 2023
Akreditasi: B
Status: Tidak Aktif - Tanggal SK: 28 Februari 2013
Kadaluarsa: 28 Februari 2018
Akreditasi: B
Status: Tidak Aktif
Jenjang
S1
Status Program Studi
Aktif
Tanggal Akreditasi
2 April 2024
(02-04-2024)
(02-04-2024)
Ketua Program Studi
-
Dosen Program Studi
Lihat Data Dosen
Arsitektur - S1
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Arsitektur - S1
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Tanggal Berdiri
9 Oktober 2008
(09-10-2008)
(09-10-2008)
SK Penyelenggaraan
3565/D/T/K-XI/2010
Tanggal SK
24 Agustus 2010
(24-08-2010)
(24-08-2010)
Alamat
Jalan Ir H Juanda No 80
Kota/Kabupaten
Kota Samarinda
Prov. Kalimantan Timur
Indonesia
Prov. Kalimantan Timur
Indonesia
Kode Pos
75124
Lokasi
Website
https://arsitektur.untag-smd.ac.id/
Telepon
05417090996
Fax
-
Logo Perguruan Tinggi
Tentang Arsitektur S1 - Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Terwujudnya sarjana Arsitektur yang Unggul, Mandiri, Berjiwa Kebangsaan dan mempunyai karakteristik dan kearifan Lokal.
Visi Program Studi
Menghasilkan Sarjana Arstektur Yang Unggul, Mandiri Berjiwa Kebangsaan dan mempunyai karakteristik dan Kearifan Lokal dalam bidang Arsitektur.
Misi Program Studi
a. Menghasilkan Sarjana Arstektur Yang Unggul yang mampu bersaing baik lokal, nasional dan internasional.
b. Membentuk Sarjana Arsitektur yang mandiri dalam berkarya dan berusaha sebagai penyedia jasa Arsitektur.
c. Menjadikan Sarjana Arsitektur yang berjiwa kebangsaan dan tertanam nilai-nilai Pancasila sebagai bentuk kecintaan terhadap bangsa dan negara.
d. Menjadikan Sarjana Arsitektur yang mampu menghasilkan karya Tri Dharma Perguruan Tinggi tanpa mengabaikan kearifan lokal.
Sumber: DIKTI, KEMDIKBUD
