Program Studi Profesi Apoteker - Profesi

Tentang Profesi Apoteker Profesi - Universitas Wahid Hasyim

Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) merupakan salahsatu program studi lanjutan bagi lulusan Sarjana S1 Farmasi yang akan melakukanPraktik Profesi Apoteker dibidang Farmasi atau melakukan Pekerjaan Kefarmasiandi Indonesia. Oleh karena itu, Kurikulum PSPA harus dirancang dengan berpedomanpada Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, pekerjaan kefarmasian, sertakompetensi lulusan kualifikasi KKNI level 7 (tingkat Profesi).

Visi Program Studi

Menjadiprogram studi profesi apoteker yang unggul dalam menyelenggarakan pendidikanprofesi apoteker di Indonesia dengan menerapkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah Wal Jamaah pada tahun 2025

Misi Program Studi

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan profesi apoteker yangunggul di tingkat nasional dengan menerapkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah WalJamaah;
2. Menyelenggarakan, mengembangkan dan mempublikasikan hasil penelitiandalam upaya pengembangan keilmuan dan teknologi bidang farmasi denganmenerapkan nilai-nilai Islam Ahlussunah Wal Jamaah;
   
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan promosi kesehatan sebagaiwujud pengabdian kepada masyarakat berdasarkan hasil pembelajaran danpenelitian untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
   
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam menyelenggarakanpendidikan profesi apoteker, penelitian dan pengabdian pada masyarakat;
   
5. Menyelenggarakan tata pamong yang baik (good institutional governance), yaitu bersih, akuntabel yangmengedepankan penjaminan dan pemastian mutu pendidikan profesi apoteker denganmenerapkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.
   

Kompetensi Dasar Program Studi

1. Care-giver. Menjadi bagian yang terintegrasi dalam tim tenaga kesehatan dansistem layanan kesehatan, dengan tugas utama memberikan layanan asuhankefarmasian untuk mengoptimalkan hasil terapi pasien.
2. Communicator. Penyedialayanan konseling, informasi dan edukasi mengenai obat-obatan yang diresepkandokter kepada pasien, serta penyedia layanan informasi mengenai obat dantatalaksana pengobatan terkini berbasis bukti kepada tenaga kesehatanprofesional lainnya untuk pengembangan pedoman pengobatan.
3. Decision-maker. Pembuatkebijakan atau pengambil keputusan dan penemu solusi yang tepat, efektif, amandan cost-effective atas setiap permasalahan dalam praktek kefarmasian(sumber daya manusia, obat-obatan, peralatan, bahan kimia, prosedur,permasalahan praktik).
4. Teacher. Pendidik calon apoteker dalam kegiatan Praktik Kerja ProfesiApoteker dan memberikan edukasi kepada masyarakat umum tentang kesehatan danobat-obatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
5. Life-long learner. Memiliki komitment yang tinggi untuk mempelajariilmu pengetahuan, keterampilan peraturan perundang-undangan dan teknologiterbaru (up to date) untuk mendukung karir sebagai apoteker, terutama yangberkaitan dan menunjang pekerjaan kefarmasian yang berkembang sangatpesat.
6. Leader. Pimpinan dalam setiap pekerjaan kefarmasian di segala lini(pembuatan-pengembangan obat dan sediaan farmasi, sarana distribusi farmasi,pelayanan kefarmasian dan instansi pemerintahan) dengan mengutamakanketercapaian visi-misi, kemampuan mengambil keputusan, pengelolaan dan komunikasiefektif, serta rasa empati.
7. Manager. Pengelola sumber daya (manusia, obat-obatan dan perbekalan farmasi, saranaprasarana, keuangan dan informasi) dengan efektif dan efisien, dan mampumenunjukkan kinerja yang baik jika memiliki posisi sebagai staf/karyawan ataupengelola atau pimpinan dalam sebuah tim/organisasi pekerjaan.
8. Reseacher.Peneliti dalam setiap pekerjaan kefarmasian, terutama dalam pemecahan masalahdan pengambilan keputusan yang tepat dan efektif dalam menyelesaikan masalahterkait obat berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah.
9. Personal & Proffesional Responsibilities. Bertanggung jawabpenuh terhadap diri sendiri, lingkungan pekerjaan dan marwah luhur profesi apotekerdengan berpedoman dan berpegang teguh pada norma-norma, peraturanperundang-undangan dan etika profesi apoteker