Prodi DIV Fisioterapi didirikan oleh STIKES Aisyiyah Surakarta pada tanggal 26 Juni 2012. Kemudian STIKES Aisyiyah Surakarta beralih bentuk menjadi Universitas Aisyiyah Surakarta pada tanggal 18 Februari 2020. Prodi DIV Fisioterapi merupakan prodi yang sudah melakukan reakrediatasi pada tahun 2014 dengan akreditasi C kemudian melakukan reakreditasi pada tahun 2019 dengan akreditasi B. Prodi DIV Fisioterapi menerapkan kurikulum sesuai ketetapan Asosiasi Pendidikan Tinggi Fisioterapi Indonesia tahun 2013 dan sudah dilakukan peninjauan kurikulum pada tahun 2014. Tahun 2017 melakukan peninjauan kurikulum dengan menggunakan kurikulum perguruan tinggi atau KPT Tahun 2016 dengan pendekatan KKNI dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Fisioterapi Indonesia tahun 2015. Tahun 2021 melakukan peninjauan kurikulum kembali dengan menggunakan pendekatan kurikulum berbasis Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT), Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan Outcome Based E-learning (OBE).
Menjadi Program Studi D IV Fisioterapi yang unggul dalam bidang fisioterapi geriatri yang kompetitif berbasis nilai-nilai Islam berkemajuan di tingkat nasional tahun 2030.
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul dalam bidang fisioterapi
geriatri berdasarkan nilai-nilai Islam
2. Mengembangkanan dan melaksanakan penelitian yang berkualitas untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang fisioterapi geriatri
3. Melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat di bidang fisioterapi geriatri
yang mendukung kualitas pendidikan fisioterapi
4. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian,
pemerintah, organisasi profesi dan masyarakat di tingkat nasional dalam
melaksanakan Catur Dharma perguruan tinggi
Kompetensi Prodi DIV Fisioterapi Universitas Aisyiyah Surakarta adalah kompetensi pada Fisioterapi Geriatri. Fisioterapi geriatri berfokus pada ganguuan gerak dan fungsi pada usia lanjut atau lansia. Ada banyak kondisi perubahan yang terjadi pada lansia pada permasalahan musculoskeletal, neuromuskuler, kardiopulmonal, obsgyn, dll yang mana membutuhkan penanganan dari seorang fisioterapis.
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]