Tentang Radiologi D3 - Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Perkembangan ilmuradologi dimulai sejak ditemukannya sinar-x oleh Prof William Conrad Rontgenpada tanggal 8 Nopember 1895, sedangkan di Indonesia ilmu radiologi baruberkembang pada tahun 1950, dengan dibukanya bagian radiologi di Rumah SakitDr. Cipto Mangunkusumo yang pada waktu itu masih bernama CBZ dan dipimpin olehProf. Dr.Vanderplats serta Prof Knoch, radiolog dari Belanda, bersama-samadengan beberapa dokter dari Indonesia diantaranya Prof. Yohanes, ProfSiwabessy, Prof.H.B. Syahrial Rasyad danProf. Dr. H. Gani Ilyas.
Pada tahun 1954 pertamakali dibuka pendidikan formal Asisten Rontgen dengan siswa yang diambil darilulusan Sekolah Menengah Pertama, pendidikan ini berlangsung sampai tahun 1968dengan lokasi tempat pendidikan di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo.
Akademi Penata Rontgen(APRO) yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.041/I-AU/B.V/70, tanggal 28 Januari 1970. Struktur dan tata laksana kerja organisasi pendidikan tidak lagidilaksanakan oleh RS. Dr.Cipto Mangunkusumo, tetapi dilaksanakan langsung olehSekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Kurikulum yang ditetapkan pada saatitu adalah kurikulum yang diadop dari kurikulum pendidikan formal tenagaradiografer di Inggris dan Kanada, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi negara Indonesia pada saat itu,dan tenaga pengajarnya adalah para profesi tenaga kesehatan diantaranya adalahdokter spesialis radiologi, dokter umum, perawat, insinyur elektro.
Pada tahun akademik1969/1970 Institusi pendidikan Akademi Penata Rontgen, hanya membuka programpendidikan radiodiagnostik, dan pada tahun berikutnya dibuka programradioterapi sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan akan pelayananradioterapi. Program radioterapi berlangsung terus sampai tahun 1987,disebabkan karena kebutuhan akan tenaga pelayanan dianggap telah mencukupi.Keadaan tersebut dikarenakan pengembangan ilmu dan teknologi radioterapi diIndonesia kurang pesat dibandingkan dengan perkembangan ilmu dan teknologiradiodiagnostik, saat itu hanya ada 4 rumah sakit yang menyelenggarakanpelayanan radioterapi.
Dalam perkembangan danperjalanannya Akademi Penata Rontgen telah melakukan revisi program pendidikanyaitu menjadi Pendidikan Ahli Madya Radiodiagnostik dan Radioterapi (PAMRAD)berdasarkan SK Menkes No. 095/Menkes/SK/II/91 tanggal 11 Februari 1991.Selanjutnya menjadi Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO)berdasarkan SK Menkes No. 536/Menkes/SK/VII/1993 tanggal 10 Juli 1993. Tahun2001 berkembang menjadi Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan RadioterapiPoliteknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, berdasarkan Keputusan MenteriKesehatan dan Kesejahteraan Sosial No : 298/MenKes dan KesSos/SK/IV/2001,tertanggal 16 April 2001.
Lokasi kampus AkademiPenata Rontgen yang awal berdirinya berada di bagian radiologi FKUI/RSCM,terpaksa harus pindah ke gedung Depkes lainnya di jalan Percetakan Negarakarena adanya perkembangan fisik rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Beberapatahun menempati lokasi tersebut, pada tahun 1989 dengan bantuan biaya Bank Dunia diresmikan penggunaan kampusterpadu di jalan hang Jebat III Blok F-3 Kebayoran baru Jakarta selatan, dimanasalah satu bangunan gedung diperuntukan untuk kampus Akademi TeknikRadiodiagnostik dan Radioterapi Depkes, yang namanya menjadi Jurusan TeknikRadiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Visi Program Studi
Menjadi Program Studi Diploma III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Unggulan di Tingkat Nasional dan Berwawasan Internasional tahun 2018
Misi Program Studi
1. Menghasilkan Lulusan yang Profesional dalam Pelayanan Radiologi
2. Mengembangkan Ilmu Teknnologi Radiologi berkelanjutan
3. Berkontribusi dan Berinteraksi di Tingkat Nasional maupun Internasional dalam bidang Teknologi
Radiologi
Kompetensi Dasar Program Studi
a. Mampu melakukan teknik radiografi khusus
b. Mampumelakukan teknik radiografi digital
c. Mampumelakukan teknik CT Scan
d. Mampumelakukan teknik Ultrasonografi
e. Mampumelakukan teknik MRI
f. Mampumelakukan teknik Radioterapi
g. Mampumelakukan teknik Kedokteran Nuklir.