Lulusan Program Studi DIII Kebidanan FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang pada setiap program kependidikannya diharapkan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, memiliki nilai tawar di pasar kerja, serta berkesanggupan untuk bekerjasama mencapai tujuan bangsa. Untuk itu program belajar-mengajar selalu diukur dengan keberhasilan pengaktualisasian potensi akademik yang nampak dari sikap kemandirian, kreativitas, entrepreneurship dan tanggung jawab. Membudayakan kebiasaan akademik yang bebas dan bertangung jawab, kritis, kreatif dan proaktif.
Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang perlu selalu mengembangkan diri sebagai lembaga pendidikan, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. Untuk itu kualitas komunikasi lintas disiplin perlu dijaga untuk saling memperkaya dan menghasilkan capaian yang lebih tingi. Perlu dikembangkan "sense of traditional" dan sense of history, karena justru itulah perubahan paradigma bisa dirunut. Dari paradigma ilmu yang lebih humanistik, dialogis; tanpa kehilangan asas manfaat yang amat penting untuk kebudayaan manusia.
Program Studi DIII Kebidanan FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang akan terus menerus mengembangkan, memelihara budaya akademik yang terbuka, menghormati dan menghargai perbedaan dan berlomba-lomba mencari kebenaran yang lebih adil dan mulia. Untuk itu kebebasan akademik, otonomi keilmuan mesti dijaga. Prestasi produk-produk akademik dipelihara dengan Hak Intelektual terutama dalam pengembangan penelitian dan teknologi serta wacana teori produk Universitas Muhammadiyah Semarang yang memiliki keunggulan.
Segenap komponen akademik agar terus menerus meningkatkan kualitasnya baik karena keahliannya maupun karena tambahan pengembangan wawasan lewat diskusi, seminar, maupun tukar-menukar pengalaman dengan lembaga akademik lainnya, maupun lembaga pengguna jasa akademik. Transaksi ilmu pengetahuan menuntut sikap yang terbuka, sanggup melakukan proses take and give, proaktif terhadap perubahan zaman serta bertangung jawab dalam pengertian "sanggup uji" keabsahan maupun kesahannya.
Tujuan Pendidikan Diploma III Kebidanan FIKKES-UNIMUS adalah untuk menghasilkan Ahli Madya Kebidanan sebagai tenaga bidan pelaksana yang mampu melaksanakan tugas sesuai kewenangan dan kompetensinya, diantaranya :
a. Menghasilkan Lulusan Kebidanan FIKKES UNIMUS yang berdaya saing global dalam bidang Kebidanan, pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
b. Meningkatkan produktivitas sumber daya dalam bidang komunikasi, wirausaha, dan penyelarasan perkembangan IPTEKS
c. Meningkatkan metode pembelajaran berbasis IPTEKS dan Al Islam Kemuhammadiyahan
d. Meningkatkan publikasi jurnal penelitian tentang kebidanan baik nasional maupun internasional
e. Menghasilkan publikasi hasil pengabdian masyarakat baik nasional atau internasional
f. Meningkatkan manajemen yang baik, transparan, akuntabel dan bernilai islam
g. Menghasilkan sistem pengorganisasian guna peningkatan kinerja yang efektif dan efisien
h. Menghasilkan sistem pelayanan akademik yang mengedepankan pelayanan yang baik dan bernilai islam
i. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kemitraan dengan institusi pendidikan dan lembaga terkait baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
j. Terbentuknya jejaring kerjasama dengan institusi, lembaga terkait dan alumni baik dalam tingkat nasional dan internasional
Seluruh rangkaian Proses pembelajaran mengacu pada filosofi kebidanan seperti tersebut di bawah ini: dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi:
a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan. Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
b. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya.
c. Keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan & janin/bayinya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan. Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambila keputusan merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
e. Keyakinan tentang tujuan asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada: pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif & fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan
f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai satu kesatuan fisik, psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
g. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatannya.
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat pelayanan yang berkualitas.
j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa masa remaja. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk masyarakat dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.
Falsafah atau filosofi kebidanan tersebut diharapkan mampu memberikan warna dan isi yang digunakan dalam setiap model pembelajaran DIII Kebidanan. Diharapkan setiap lulusan DIII Kebidanan dapat meyakini filosofi tersebut dan mempraktikkannya dalam setiap asuhan kebidanan.
Menjadi Progam Studi Diploma III kebidanan yang berkarakter, berwawasan internasional dan profesional dalam pelayanan kegawatdaruratan maternal neonatal tahun 2034
Kompetensi utama :
a. Mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik
b. Mampu memberikan asuhan yang bermutu tinggi pada masa Pra Konsepsi, KB, dan Ginekologi
c. Mampu memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan
d. Mampu memberikan asuhan yang bermutu tingi, selama persalinan
e. Mampu memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi
f. Mampu memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan
g. Mampu memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan 5 tahun)
h. Mampu memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat
i. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi
Kompetensi pendukung :
a. Mampu mempunyai wawasan keislaman
b. Mampu mempunyai akhlak mulia
c. Mampu mempunyai keunggulan dalam manajemen kegawatdaruratan obstetric dan neonates
d. Mampu mempunyai sense of care dalam pemberian pelayanan kesehatan
e. Mampu mengikuti pasar global dengan penguasaan bahasa asing
Kompetensi lainnya :
a. Mampu produktif dalam memberikan pelayanan kesehatan
b. Mampu mempunyai etika dalam pelayanan kesehatan
c. Mampu mendesain penelitian dan publikasi didukung dengan penguasaan komputerisasi
Profil Lulusan Diploma III Kebidanan di Indonesia merupakan tampilan kinerja Ahli Madya Kebidanan sebagai :
1. Pemberi asuhan kebidanan (care provider) yaitu: Ahli Madya Kebidanan berperan sebagai pemberi asuhan kebidanan esensial pada kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir, nifas, KB, bayi, balita dengan melibatkan keluarga dan masyarakat pada kondisi normal, melakukan deteksi dini dan penanganan awal kegawatdaruratan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan kode etik profesi pada tatanan pelayanan kesehatan.
2. Komunikator yaitu: Ahli Madya Kebidanan berperan sebagai komunikator untuk memberikan informasi dalam asuhan kebidanan dan pendidikan kesehatan pada hamil, nifas, masa remaja, prakonsepsi, pre menopause yang dibutuhkan oleh keluarga dan masyarakat sesuai dengan kewenangan.
Profil ahli madya kebidanan sebagai komunikator merupakan profil penunjang dalam mencapai profil pemberi asuhan kebidanan (care provider).
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]