Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum pendidikan DIII kebidanan tahun 2002 yang diterbitkan oleh Departemen kesehatan Republik Indonesia, yang digunakan sejak berdirinya prodi kebidanan hingga tahun 2012 dengan besar 116 sks yang terdiri dari MKK,MPK,MKB,MPB,MBB. Tahun 2012 program studi kebidanan menggunakan Kurikulum inti yang diterbitkan kementerian Kesehatan melalui badan pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya manuasia kesehatan dengan SK HK.02.05/I/III/2/08794/2011 tentang kurikulum inti pendidikan DIII kebidanan dengan total SKS 96 sks. Program studi kebidanan mengembangkan kurikulum inti tersebut berdasarkan masukan user , alumni dan hasil tracer studi yang dilakukan setiap tahun serta masukan dari berbagai pihak sehingga total sks yang dilaksanakan 110 sks. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan lulusan bidan, isue internal ataupun eksternal Pada tahun 2012 terdapat evaluasi minor pada struktur mata kuliah maupun metode yang diterapkan. Beban SKS menjadi 115 SKS.
Kurikulum era tahun 2000/2002 ini mengutamakan pencapaian kompetensi, sebagai wujud usaha untuk mendekatkan pendidikan pada kondisi pasar kerja dan industri. KBK ini berisi dua buah kurikulum yaitu kurikulum inti dan institusional. Di dalam mengejawantahkan KBK, ditetapkanlah kompetensi utama oleh asosiasi/forum/badan kerjasama program studi dan kompetensi pendukung dan lain, yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri. Dengan dorongan perkembangan global yang saat ini dituntut adanya pengakuan atas capaian pembelajaran yang telah disetarakan secara internasional, dan dikembangkannya KKNI, maka kurikulum semenjak tahun 2012 mengalami sedikit pergeseran dengan memberikan ukuran penyetaraan capaian pembelajarannya. Kurikulum ini masih mendasarkan pada pencapaian kemampuan yang telah disetarakan untuk menjaga mutu lulusannya. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) memberikan parameter ukurberupa jenjang kualifikasi dari jenjang 1 terendah sampai jenjang 9 tertinggi. Setiap jenjang KKNI bersepadan dengan level Capaian Pembelajaran (CP) program studi pada jenjang tertentu,yang mana kesepadannya untuk pendidikan tinggi adalah level 3 untuk D1, level4 untuk D2, level 5 untuk D3. Kepemimpinan program studi DIII Kebidanan sudah mengalami pergantian 3x.
Menjadikan Program Studi Kebidanan yang unggul, mandiri dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk menciptakan sumberdaya Bidan sebagai vokasi yang profesional yang mampu bersaing secara nasional tahun 2024.
a) Menyelenggarakan proses pendidikan yang menghasilkan sumberdaya manusia yang handal, profesional dan mandiri sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
b) Melaksanakan penelitian dalam bidang kesehatan khususnya kebidanan dan pengabdian masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan.
c) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat khususnya dibidang kebidanan.
d) Menyelenggarakan pembelajaran mulok komplementer sebagai penunjang kurikulum inti.
Profil Lulusan Diploma III Kebidanan Fakultan Ilmu kesehatan Universitas bhakti Kencana sebagai berikut.
1. Pemberi asuhan kebidanan (care provider) yaitu: Ahli Madya Kebidanan berperan sebagai pemberi asuhan kebidanan esensial pada kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir, nifas, KB, bayi, balita dengan melibatkan keluarga dan masyarakat pada kondisi normal, melakukan deteksi dini dan penanganan awal kegawatdaruratan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan kode etik profesi pada tatanan pelayanan kesehatan.
2. Komunikator yaitu: Ahli Madya Kebidanan berperan sebagai komunikator untuk memberikan informasi dalam asuhan kebidanan dan pendidikan kesehatan pada hamil, nifas, masa remaja, prakonsepsi, pre menopause yang dibutuhkan oleh keluarga dan masyarakat sesuai dengan kewenangan. Profil ahli madya kebidanan sebagai komunikator merupakan profil penunjang dalam mencapai profil pemberi asuhan kebidanan (care provider). Serta mampu berkomukasi dengan efektif dengan teman sejawat maupun dengan profesi lain dalam rangka peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.
3. Community Leader (penggerak masyarakat dalam bidang kesehatan ibu dan anak): seseorang yang mempunyai kemampuan menjadi penggerak dan pengelola masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak dengan menggunakan prinsip partnership dan pemberdayaan masyiduarakat sesuai dengan kewenangan dan lingkup praktik bidan.
4. Decision maker (pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan). Seseorang yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan menggunakan prinsip partner ship dan pemberdayaan masyarakat sesuai kewenangan dan lingkup praktik bidan.
5. Manager atau Pengelola. Seseorang yang mempunyai kemampuan mengelola klien dalam asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi (team) dan rujukan dalam kontek asuhan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
ITB Innovation Park seharga 397 milyar rupiah untuk kolaborasi antara inovator dan industri atau siapapun yang membutuhkan produk inovasi
...
Jurusan atau program studi ini hanya bisa didapat di sebuah perguruan tinggi negeri.
[Baca Selengkapnya]Jurusan paling populer bisa dikatakan jurusan yang hampir selalu ada di seluruh perguruan tinggi.
[Baca Selengkapnya]Kualitas kampus bisa juga dilihat dari jumlah jurusan atau program studi S3 atau doktoral yang ada di kampus tersebut.
[Baca Selengkapnya]Program studi dan jurusan sebenarnya sama saja.
[Baca Selengkapnya]